Sejarah Apple Inc. diakui banyak ahli sebagai perusahaan paling inovatif di dunia, sekaligus paling untung di dalam dunia usaha sampai sementara ini. Ia bisa sebabkan barang bersama dengan biaya produksi tidak mahal dan menjual produknya bersama dengan margin keuntungan yang tinggi. Tidak ketinggalan desain yang simpel, elegan dan eye-catching di jajaran produknya.
Namun sebelum akan menyaksikan lebih jauh mengapa Apple bisa layaknya itu, mari kami menyaksikan lebih pernah kisah berhasil dan sejarah Apple Inc. yang penuh bersama dengan inovasi revolusioner.
Sejarah Apple Inc.
Sumber Wikipedia menulis bahwa Sejarah Apple. memiliki kantor pusat di Cupertino, California. Dibangun oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, & Ronald Wayne pada April 1976 untuk mengembangkan serta menjual komputer personal Apple I yang di rancang oleh Steve Wozniak.
Perusahaan ini awalnya berdiri pada bulan Januari 1977 bersama dengan mengfungsikan nama Apple Computer, Inc. Namun pada bulan Januari th. 2007, Jobs mengubah nama perusahaan dari Apple Computer, Inc. ke Apple Inc. sebagai cermin beralihnya fokus perusahaan dari pembuat komputer ke barang elektronik konsumen.
Pada bulan Agustus 2011, Jobs melepaskan jabatan CEO-nya dikarenakan persoalan kesehatan. Ia di gantikan oleh Tim Cook yang sebelumnya menjabat posisi COO (Chief Operation Officer) di Apple. Dua bulan setelah mundur, Jobs pun meninggal dunia.
Apple telah produksi perangkat keras yang berhasil merevolusi sejumlah produk eksisting di pasar apalagi bisa termasuk sebabkan kategori baru produk. Produk berkelasnya jadi dari telpon pintar iPhone, komputer tablet iPad, komputer khusus Mac, pemutar media portabel iPod, jam pintar Apple Watch, pemutar media digital Apple TV sampai pengeras suara pintar HomePod.
Perusahaan ini termasuk produksi perangkat lunak sistem operasi macOS dan iOS, pemutar media iTunes, peramban (browser) web Safari dan perangkat kreativitas & produktivitas iLife serta iWork. Juga bermacam aplikasi untuk kalangan profesional, antara lain Final Cut Pro, Logic Pro & Xcode. Ia termasuk tawarkan layanan online (daring), layaknya iTunes Store, iOS App Store & Mac App Store, Apple Music serta iCloud.
Cara Apple Berinovasi Bukan bersama dengan Empati
Sejumlah perusahaan terbukti berkembang jadi besar bersama dengan berbasis empati, tapi Apple adalah suatu pengecualian yang menarik. Empati tampaknya tidak jadi driver inovasi di dalam Apple Inc., tidak serupa bersama dengan perusahaan layaknya IBM, Mercedes-Benz, Avedis Zildjian, Harley-Davidson dan lain-lain.
Sang pendiri Apple, Steve Jobs adalah orang yang brengsek, tak pernah beramal (berbeda jauh dari Bill Gates), menindas pegawainya dan tidak mengakui anak kandungnya sendiri[2]. Sempat keluar dari Apple, tapi ulang ulang di th. 1997 sementara Apple di pimpin oleh CEO Gil Amelio. Dan Steve Jobs sesudah itu berhasil sebabkan Apple, yang sangat hampir bangkrut sementara itu, bisa bangkit lagi!
Langkah terobosan paling penting yang di lakukannya kala itu adalah mengurangi produk Apple sampai jadi empat buah saja. Strategi ini berdampak vital di karenakan insinyur Apple bisa lebih fokus mengembangkan produk-produk Apple[3].
Hasilnya, pada dasawarsa pertama abad ke-21, bermacam inovasi terbesar di dalam dunia usaha di lahirkan oleh Apple. Produk yang belum pernah ada sebelumnya layaknya iPod, iTunes/Apple Store, iPhone dan iPad terjual sampai 100 miliar dolar AS. Bahkan pada th. 2016, Apple yang cuma menguasai 14,5 prosen pasar smartphone (telepon pintar), bisa raih 79 prosen dari total keuntungan semua penjualan telpon pintar sedunia! Bandingkan bersama dengan Samsung yang menguasai 20,8% pangsa pasar dunia, tapi cuma meraih 14,6% saja dari total keuntungan [2].
Namun di balik keberhasilan luar biasa dari Apple itu, menurut Dr. Indrawan Nugroho sebetulnya ada peran besar dari para pemimpin dan karyawan di level menengah (middle management) yang seringkali terlupakan di karenakan tertutupi oleh sihir sang pendiri[4]. Salah seorang leader di middle management itu bernama Jonathan “Jony” Ive yang memimpin departemen desain di Apple.
Perannya di dalam menyelamatkan Apple dari kebangkrutan sangat signifikan. Dialah otak yang mendesain iMac (1998), iBook (1999), iPod (2001), iPhone (2007), MacBook Air (2008), iPad (2010), iOS 7 (2013), Apple Watch (2014)[5]. Seluruhnya merupakan produk-produk yang berhasil luar biasa. Bisa dibilang Apple selamat dari kehancuran di karenakan peran sentral Jony Ive dan timnya.
Steve Jobs bersama dengan Jony Ive berhasil membangun ulang Apple bersama dengan budaya terpimpin-desain (design-led culture). Departemen desainnya Jony Ive pun menjelma jadi departemen paling berkuasa di Apple, tentunya setelah Steve Jobs sendiri[6].
Evolusi perusahaan Apple ini pun menarik perhatian Scott Galloway, seorang profesor di Stern School of Business New York University, AS. Ia berpendapat bahwa Apple sebetulnya adalah sebuah brand mewah (luxury brand). Katanya, banyak penulis dan pengamat yang luput memperhatikan hal itu. Padahal Apple telah berevolusi dari sebuah perusahaan teknologi di masa-masa awal jadi sebuah brand mewah belakangan ini.
Buktinya, kata Scott, kecuali Anda pergi ke Manhattan maka Anda akan menjumpai Apple IOS. Namun jikalau Anda pergi ke New Jersey atau Bronx, akan ada Android di sana. Di Los Angeles, jikalau Anda tinggal di Malibu, Beverly Hills atau Palisades maka Anda adalah pemilik iPhone. Namun sebaliknya, South Central, Oxnard atau Inland Empire adalah tempatnya para pemilik Android.
Scott Galloway sendiri pernah jadi konsultan untuk lebih dari satu brand mewah dunia sepanjang 25 th. lamanya. Ia berkesimpulan bahwa tiap tiap brand mewah memiliki 5 ciri khas: mempunyai pendiri yang ikonik, berkeahlian artisan (artisanship), integrasi vertikal bersama dengan toko-toko retailnya yang mewah, jangkauan world dan punya nilai premium. Dan sebetulnya benar, kelima ciri itu termasuk di punyai oleh Apple[2].
Para pembaca yang budiman, sesudah itu silakan di tonton video selanjutnya ini yang begitu inspiratif mengenai pelajaran yang bisa di sita (lessons learned) dari kisah berhasil Apple jalankan inovasi yang di cetuskan oleh para pemimpin di middle management, di sita dari kanal Youtube Dr. Indrawan Nugroho bersama dengan video berjudul “Kekuatan Yang Bikin Ford Mampu Taklukkan Ferrari. Hail Middle Managers!”: